Kamis, 03 Mei 2012

Buah Durian

Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam.

Tanaman buah
 durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, danKalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke ThailandBirmaIndia dan Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur).


Manfaat buah durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya, terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu:


1. Tanaman durian sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring


2. Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.


3. Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).


4. Kulit tanaman durian dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan. cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur. 


http://de-kill.blogspot.com

Sejarah Panti Asuhan


Panti asuhan adalah tempat penampungan untuk anak yang tidak memiliki orang tua. Selain sebagai tempat tinggal, panti asuhan juga mengkususkan diri untuk mengurus setiap anak –anak yang ada dibawah naungannya. Tentu saja didalam panti, anak –anak tidak hidup sendirian karena ada orang dewasa yang ikut membimbing dan menjaga mereka.

Panti asuhan tersebut merupakan panti yang dikenal sekarang, tapi tahukah Anda tentang asal muasal dan kapan panti asuhan pertama? Untuk menjawab semuanya itu, mari lihat sejarah Panti Asuhan.
Panti asuhan pertama didirikan pada abad ke-1 dengan nama “Orpanotrophia”. Panti ini didirikan oleh sebuah Gereja Katolik.  Plato (Laws, 927) mengatakan bahwa seorang laki – laki seharus memiliki  kasih yang besar untuk anak yatim dan mendidiknya sebagai anak sendiri maka banyak perawatan anak yatim dirujukkan kepada uskup gereja. Hal ini berlangsung sejak Abad pertengahan hingga zaman biara –biara.

Panti asuhan sejak jaman dulu sudah menetapkan bahwa anak – anak yang sudah cukup besar akan melakukan magang di rumah –rumah. hal ini akan mengajarkan mereka untuk berkerja dan tidak bergantung dengan panti asuhan saja alias bisa mandiri nantinya.

Panti Asuhan
Dikarenakan zaman dulu tidak ada sekolah, bila ada pun sangat mahal maka anak – anak yatim diajar oleh para pembina panti. Sedangkan zaman ini, banyak panti yang memberikan kesempatan untuk anak – anak pantinya agar bisa bersekolah. Kebanyakan panti hanya menwajibkan anak yatim bekerja setelah mereka minimal lulus SMA.

“Panti Asuhan bukan hanya tempat menampung saja tetapi juga  sebagai tempat untuk membimbing dan menjaga anak –anak yatim” –hm-