Komputer
dan game adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
anak-anak masa kini. Bagi kebanyakan anak remaja, bermain game di
komputer, konsol, atau perangkat genggam adalah salah satu kegiatan
rutin yang mereka lakukan setiap hari. Sebenarnya tak masalah selama
masih dalam batas wajar. Bagaimanapun mereka hidup dan berkembang di
zaman serba teknologi.
Bagaimana
jika sudah sampai mengganggu aktivitas lain? Misal sudah tidak peduli
dengan kehidupan di luar, nilai sekolah jeblok, tidak mau lagi
beraktivitas di kegiatan ekskul, menarik diri dari dunia luar atau
sering terpaku berlama-lama nge-game di depan komputer/gadget elektronik
lainnya? Besar kemungkinan anak sudah kecanduan game.
Kecanduan
game memang tidak termasuk dalam klasifikasi diagnostik dan statistik
gangguan mental atau yang biasa disebut Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders (DSM). Meskipun demikian, banyak pakar
kesehatan mental mengatakan bahwa bermain video game hampir sama dengan
bermain judi dalam hal proses kecanduannya.
Ketahuilah bahwa di game multiplayer online, para pemain bisa berperilaku sangat kontras dengan kepribadian mereka sehari-hari. Di sini, seorang anak pasif bisa menjadi agresif, anak yang sulit mendapat teman tiba-tiba mampu berteman atau memimpin pasukan.Mereka bahkan bisa melampiaskan kebrutalan mereka di dunia maya tanpa konsekuensi yang nyata. Jangan heran jika ada anak yang kesulitan berteman di dunia nyata ternyata sangat mudah bergaul dan mendapatkan teman di dunia maya karena di sini mereka bisa berinteraksi tanpa harus bertatap muka.
Menurut
para dokter yang meneliti kecanduan video game, alasan seseorang bisa
ketagihan bermain game adalah karena game tersebut sengaja dirancang
agar pemainnya semakin sering bermain game.
1. Pemain butuh menghabiskan banyak waktu dan energi untuk menciptakan sebuah karakter dan persona virtual mereka. Game tersebut memang dirancang agar mereka ‘menginvestasikan’ banyak waktu dan usaha untuk memperluas karakter dan kemampuan mereka.
2. Belum lagi pemain difokuskan untuk mendapatkan senjata baru atau score yang tinggi, ini akan membuat pemain enggan berhenti bermain sebelum mereka memenuhi target mereka. Tentu saja, begitu target tercapai, selalu ada target yang lebih besar berikutnya, dan berikutnya.
3. Game multiplayer online memang dirancang untuk interaktif agar pemain bekerja sama untuk mencapai tugas tertentu. Karena itu pemain merasa tidak dapat meninggalkan permainan sebelum memenuhi kewajiban untuk tim mereka.
4. Daya tarik lainnya dari game tersebut adalah aspek sosial. Di dunia game online tersebut mereka bisa menjadi siapa saja sesuai yang mereka inginkan, dan relatif mudah untuk meningkatkan karakter. Masalahnya adalah mereka kesulitan belajar bersosialisasi di dunia nyata, khususnya buat mereka yang memang kesulitan berteman.
5. Candu lainnya yang menarik adalah game ini bisa dijadikan sebagai pelarian dari masalah-masalah di dunia nyata. Tentu saja hal ini merupakan pengaruh negatif karena lebih banyak menghabiskan waktu bermain game ketimbang menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Berikut adalah beberapa gejala kecanduan game. Jika gejala di bawah ini
ternyata banyak yang menimpa anak masa sekarang, maka waspadalah. 1. Pemain butuh menghabiskan banyak waktu dan energi untuk menciptakan sebuah karakter dan persona virtual mereka. Game tersebut memang dirancang agar mereka ‘menginvestasikan’ banyak waktu dan usaha untuk memperluas karakter dan kemampuan mereka.
2. Belum lagi pemain difokuskan untuk mendapatkan senjata baru atau score yang tinggi, ini akan membuat pemain enggan berhenti bermain sebelum mereka memenuhi target mereka. Tentu saja, begitu target tercapai, selalu ada target yang lebih besar berikutnya, dan berikutnya.
3. Game multiplayer online memang dirancang untuk interaktif agar pemain bekerja sama untuk mencapai tugas tertentu. Karena itu pemain merasa tidak dapat meninggalkan permainan sebelum memenuhi kewajiban untuk tim mereka.
4. Daya tarik lainnya dari game tersebut adalah aspek sosial. Di dunia game online tersebut mereka bisa menjadi siapa saja sesuai yang mereka inginkan, dan relatif mudah untuk meningkatkan karakter. Masalahnya adalah mereka kesulitan belajar bersosialisasi di dunia nyata, khususnya buat mereka yang memang kesulitan berteman.
5. Candu lainnya yang menarik adalah game ini bisa dijadikan sebagai pelarian dari masalah-masalah di dunia nyata. Tentu saja hal ini merupakan pengaruh negatif karena lebih banyak menghabiskan waktu bermain game ketimbang menyelesaikan masalah yang dihadapi.
- Anak lebih banyak menghabiskan waktu bermain game pada jam-jam di luar sekolah.
- Tertidur di sekolah.
- Sering melalaikan tugas.
- Nilai di sekolah jeblok.
- Berbohong soal berapa lama waktu yang sudah dihabiskan untuk nge-game
- Lebih memilih bermain game daripada bermain dengan teman.
- Menjauhkan diri dari kelompok sosialnya (klub atau kegiatan ekskul).
- Merasa cemas dan mudah marah jika tidak nge-game.
Sementara gejala-gejala fisik yang bisa menimpa seseorang yang kecanduan game, antara lain:
- Carpal tunnel syndrome (gangguan di pergelangan tangan karena saraf tertekan, misalnya jari-jari tangan menjadi kaku).
- Mengalami gangguan tidur.
- Sakit punggung atau nyeri leher.
- Sakit kepala.
- Mata kering.
- Malas makan/makan tidak teratur.
- Mengabaikan kebersihan pribadi (misal: malas mandi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar